Powered By Blogger

Rabu, 14 September 2011

Upaya Penanggulangan Sampah


·         Topik        :  UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH
·         Tujuan      : Untuk menanggulangi kembali sampah yang mencemari 
                     Lingkungan.
·                Kerangka   :     -    Masalah sampah di beberapa kota besar di
                                       Indonesia.
-             Metode atau teknologi utama yang dipakai untuk
  Mengolah sampah di Negara maju.
-             Anggaran sampah yang minim masih menjadi            persoalan     PEMKOT AMBON dalam menangani sampah.
-            Sampah yang dibuang di TPS illegal sangat meresahkan    warga.
-          Hal- hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan sampah.
-         Kesimpulan.


KARANGAN :
 
Pertengahan Desember lalu, misalnya, gunungan sampah membusuk di seluruh penjuru Kota Kembang, Bandung. Sampah membukit tak terangkut gara- gara jalan menuju tempat penimbunan sampah di Desa Sarimukti , Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, diblokade warga. Berulang kali terbenam urusan sampah, Wali Kota Bandung Dadang Rosada tak sabar lagi. Dengan volume sampah dibuang warga Bandung setiap hari 1.800 ton, menurutnya, metode pembakaranlah yang akan menuntaskan urusan barang busuk ini. Inilah potret kecil kota besar yang dipusingkan dengan masalah sampah.

Mengolah atau memusnahkan sampah memang tak segampang membuangnya. Apalagi jika sampah ini dalam jumlah ratusan atau ribuan ton seperti yang dihasilkan Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan kota- kota besar di Indonesia. Megapolitan seperti Jakarta setiap hari membuang 6.000 ton sampah rumah tangga, pusat perdagangan, ataupun perkantoran. Kota Surabaya, menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Hidayat Saleh setiap hari mengirim 1.260 ton barang busuk  itu ke tempat pembuangan. Selama ini jutaan ton sampah di timbun begitu saja hingga berbukit- bukit.

Ada tiga teknologi utama yang dipakai untuk mengolah sampah, yakni penimbunan, pembakaran dan pegomposan. Di beberapa Negara, bahkan di Negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, metode penimbunan (landfill) masih populer. Penduduk negeri David Beckham itu membuang sampah ke penimbunan sekitar 25 juta  ton per tahun.Tentu saja di Negara seperti Amerika Serikat, sampah tidak asal dibuang dan ditimbun. Metode penimbunannya sudah jauh lebih maju, biasa disebut sanitary landfill. Teknologi ini sudah mulai dipakai di Bantar Gebang dan Sumur Batu, Bekasi.

Negara dengan wilayah tak seluas Amerika Serikat ataupun Indonesia seperti Singapura, Denmark, Belanda dan Jepang, memilih metode pembakaran. Saking banyaknya mesin pembakar di Jepang, stasiun televisi ABC menjulukinya Negara inserenator. Di Jepang, ada lebih dari 1.800 mesin pembakar sampah. Tak mudah menentukan mana teknologi pengolah sampah yang paling unggul. Teknologi pembakaran sangat efektif dan cepat memangkas volume sampah. Sisa pembakarannya hanya tinggal sepuluh persen. Untuk setiap ton sampah yang hendak dibakar, perlu investasi minimal Rp. 800 juta. Artinya, jika berat sampah yang disorongkan ke tungku pembakaran 1.000 ton per hari, perlu mesin seharga Rp 800 miliar.

Lain halnya di luar negeri dan Kota- kota besar di indonesia, sampah Ambon lebih menjadi persoalan yang setiap harinya memusingkan pemerintah dan Dinas Kebersihan. Pihak dinas Kebersihan Kota Ambon mengakui anggaran untuk penangan sampah di Kota Ambon sangat minim. Mulai dari honor, biaya kesehatan para buruh sampah hingga penyiapan armada yang memadai pun tidak bias dipenuhi.  Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, Jhon Leatomu, minimnya anggaran disebabkan oleh defisit yang dialami Pemkot Ambon. Namun demikian, tidak menyurutkan upaya dinas tersebut memaksimalkan sumberdaya yang ada. Saat ini pemkot memiliki sejumlah armada pengangkut sampah dan 21 petugas sampah pria.Salah satu kendala yang cukup dirasakan, kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah tepat waktu.
Penanganan sampah di wilayah Kota Ambon belum dilakukan secara optimal. Hal ini tampak dari maraknya tempat pembuangan sampah ( TPS ) illegal, salah satunya di terminal Mardika dan tempat- tempat lain yang kurang strategis. Selain keberadaan TPS yang dinilai tak strategis karena terletak di badan jalan yang merupakan sumber kemacetan lalu lintas.Dinas Kebersihan Kota Ambon perlu melibatkan unsure aparat keamanan yang tergabung dalam keanggotan tim terpadu Kota Ambon, untuk melakukan penyuluhan kebersihan kepada para pedagang kaki lima ( PKL ). Menurut Anggota DPR-RI , perwakilan Provinsi Maluku, Jhon Pieris , yang paling penting adalah pemerintah secepatnya membuat Peraturan Daerah soal kebersihan sehingga ada sanksi yang diberikan kepada warga yang membuang sampah sembarangan.

Untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan sampah, kamu dapat memulainya dengan melakukan hal – hal seperti berikut :
1.   Kurangilah penggunaan kantong plastik baru. Jika kamu hendak membeli sesuatu di warung atau toko, bawalah kantong plastik atau tas belanja dari rumah. Jika telah selesai, simpan kantong untuk digunakan kembali saat belanja selanjutnya.
2.   Lakukan pemisahan anatar bahan yang terurai dan tidak terurai saat membuang sampah. Biasakan mempunyai dua tempat sampah. Satu tempat sampah untuk bahan yang dapat terurai. Tempat sampah lainnya untuk bahan yang tidak terurai. Jadi, dedaunan dan kulit buah dimasukkan dalam satu tempat sampah. Sementara itu, plastik, kaleng, dan kertas dalam tempat sampah yang lainnya. Hal ini juga biasa disebut dengan sampah basah ( organik ) dan sampah kering ( nonorganik ). Sampah yang tidak terurai selanjutnya dapat  didaur ulang.
3.   Memanfatkan benda semaksimal mungkin sehingga mengurangi sampah. Misalnya botol bekas selai untuk kaleng susu digunakan untuk menyimpan gula atau bahan lain sehingga botol bekas tidak menjadi sampah.
4.   Mengolah sampah basah menjadi pupuk kompos  untuk meyuburkan tanah. Caranya sangat mudah. Misalnya, sediakan lubang di pekarangn rumah. Timbunlah berbagi dedaunan, kulit buah, dan sampah dapur lainnya dalam lubang tersebut dengan tanah. Setelah beberapa minggu pupuk kompos ini dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.

Saat ini masyarakat di Eropa, Amerika, dan beberapa Negara maju Asia juga makin peduli akan lingkungan. Mereka tidak membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan tetap bersih. Mereka juga mulai menerapkan teknologi daur ulang terhadap sampah. Kertas dilebur kembali di pabrik kertas. Demikian pula, kaleng bekas dilebur kembali. Penerapan teknologi daur ulang dapat menghemat  energy dan mengurangi pencemaran.

1 komentar:

  1. bisa tanya gk,, metode2 apalagi yang di lakukan negara seperti malaysia, singapur, thailand untuk menangghulangi sampah??

    BalasHapus