·
Topik :
UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH
·
Tujuan :
Untuk menanggulangi kembali sampah yang mencemari
Lingkungan.
·
Kerangka
: - Masalah sampah di beberapa kota besar di
Indonesia.
-
Metode
atau teknologi utama yang dipakai untuk
Mengolah
sampah di Negara maju.
-
Anggaran
sampah yang minim masih menjadi persoalan PEMKOT AMBON dalam menangani sampah.
-
Sampah
yang dibuang di TPS illegal sangat meresahkan warga.
-
Hal-
hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan
sampah.
-
Kesimpulan.
KARANGAN :
Pertengahan Desember lalu, misalnya, gunungan
sampah membusuk di seluruh penjuru Kota Kembang, Bandung. Sampah membukit tak
terangkut gara- gara jalan menuju tempat penimbunan sampah di Desa Sarimukti ,
Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, diblokade warga. Berulang kali terbenam
urusan sampah, Wali Kota Bandung Dadang Rosada tak sabar lagi. Dengan volume
sampah dibuang warga Bandung setiap hari 1.800 ton, menurutnya, metode
pembakaranlah yang akan menuntaskan urusan barang busuk ini. Inilah potret
kecil kota besar yang dipusingkan dengan masalah sampah.
Mengolah atau memusnahkan sampah memang tak
segampang membuangnya. Apalagi jika sampah ini dalam jumlah ratusan atau ribuan
ton seperti yang dihasilkan Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan kota- kota
besar di Indonesia. Megapolitan seperti Jakarta setiap hari membuang 6.000 ton
sampah rumah tangga, pusat perdagangan, ataupun perkantoran. Kota Surabaya,
menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Hidayat Saleh setiap hari
mengirim 1.260 ton barang busuk itu ke
tempat pembuangan. Selama ini jutaan ton sampah di timbun begitu saja hingga
berbukit- bukit.
Ada tiga teknologi utama yang dipakai untuk
mengolah sampah, yakni penimbunan, pembakaran dan pegomposan. Di beberapa
Negara, bahkan di Negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, metode penimbunan
(landfill) masih populer. Penduduk
negeri David Beckham itu membuang sampah ke penimbunan sekitar 25 juta ton per tahun.Tentu saja di Negara seperti
Amerika Serikat, sampah tidak asal dibuang dan ditimbun. Metode penimbunannya
sudah jauh lebih maju, biasa disebut sanitary
landfill. Teknologi ini sudah mulai dipakai di Bantar Gebang dan Sumur
Batu, Bekasi.
Negara dengan wilayah tak seluas Amerika Serikat
ataupun Indonesia seperti Singapura, Denmark, Belanda dan Jepang, memilih
metode pembakaran. Saking banyaknya mesin pembakar di Jepang, stasiun televisi
ABC menjulukinya Negara inserenator. Di Jepang, ada lebih dari 1.800 mesin
pembakar sampah. Tak mudah menentukan mana teknologi pengolah sampah yang
paling unggul. Teknologi pembakaran sangat efektif dan cepat memangkas volume
sampah. Sisa pembakarannya hanya tinggal sepuluh persen. Untuk setiap ton
sampah yang hendak dibakar, perlu investasi minimal Rp. 800 juta. Artinya, jika
berat sampah yang disorongkan ke tungku pembakaran 1.000 ton per hari, perlu
mesin seharga Rp 800 miliar.
Lain halnya di luar negeri dan Kota- kota besar
di indonesia, sampah Ambon lebih menjadi persoalan yang setiap harinya
memusingkan pemerintah dan Dinas Kebersihan. Pihak dinas Kebersihan Kota Ambon
mengakui anggaran untuk penangan sampah di Kota Ambon sangat minim. Mulai dari
honor, biaya kesehatan para buruh sampah hingga penyiapan armada yang memadai
pun tidak bias dipenuhi. Menurut Kepala
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, Jhon Leatomu, minimnya anggaran
disebabkan oleh defisit yang dialami Pemkot Ambon. Namun demikian, tidak
menyurutkan upaya dinas tersebut memaksimalkan sumberdaya yang ada. Saat ini
pemkot memiliki sejumlah armada pengangkut sampah dan 21 petugas sampah
pria.Salah satu kendala yang cukup dirasakan, kurangnya kesadaran masyarakat
membuang sampah tepat waktu.
Penanganan sampah di wilayah Kota Ambon belum
dilakukan secara optimal. Hal ini tampak dari maraknya tempat pembuangan sampah
( TPS ) illegal, salah satunya di terminal Mardika dan tempat- tempat lain yang
kurang strategis. Selain keberadaan TPS yang dinilai tak strategis karena
terletak di badan jalan yang merupakan sumber kemacetan lalu lintas.Dinas
Kebersihan Kota Ambon perlu melibatkan unsure aparat keamanan yang tergabung
dalam keanggotan tim terpadu Kota Ambon, untuk melakukan penyuluhan kebersihan
kepada para pedagang kaki lima ( PKL ). Menurut Anggota DPR-RI , perwakilan
Provinsi Maluku, Jhon Pieris , yang paling penting adalah pemerintah secepatnya
membuat Peraturan Daerah soal kebersihan sehingga ada sanksi yang diberikan
kepada warga yang membuang sampah sembarangan.
Untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan
sampah, kamu dapat memulainya dengan melakukan hal – hal seperti berikut :
1.
Kurangilah
penggunaan kantong plastik baru. Jika kamu hendak membeli sesuatu di warung
atau toko, bawalah kantong plastik atau tas belanja dari rumah. Jika telah
selesai, simpan kantong untuk digunakan kembali saat belanja selanjutnya.
2.
Lakukan
pemisahan anatar bahan yang terurai dan tidak terurai saat membuang sampah.
Biasakan mempunyai dua tempat sampah. Satu tempat sampah untuk bahan yang dapat
terurai. Tempat sampah lainnya untuk bahan yang tidak terurai. Jadi, dedaunan
dan kulit buah dimasukkan dalam satu tempat sampah. Sementara itu, plastik,
kaleng, dan kertas dalam tempat sampah yang lainnya. Hal ini juga biasa disebut
dengan sampah basah ( organik ) dan sampah kering ( nonorganik ). Sampah yang
tidak terurai selanjutnya dapat didaur
ulang.
3.
Memanfatkan
benda semaksimal mungkin sehingga mengurangi sampah. Misalnya botol bekas selai
untuk kaleng susu digunakan untuk menyimpan gula atau bahan lain sehingga botol
bekas tidak menjadi sampah.
4.
Mengolah
sampah basah menjadi pupuk kompos untuk
meyuburkan tanah. Caranya sangat mudah. Misalnya, sediakan lubang di pekarangn
rumah. Timbunlah berbagi dedaunan, kulit buah, dan sampah dapur lainnya dalam
lubang tersebut dengan tanah. Setelah beberapa minggu pupuk kompos ini dapat
digunakan untuk menyuburkan tanah.
Saat ini masyarakat di Eropa, Amerika, dan
beberapa Negara maju Asia juga makin peduli akan lingkungan. Mereka tidak
membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan tetap bersih. Mereka juga mulai
menerapkan teknologi daur ulang terhadap sampah. Kertas dilebur kembali di
pabrik kertas. Demikian pula, kaleng bekas dilebur kembali. Penerapan teknologi
daur ulang dapat menghemat energy dan
mengurangi pencemaran.
bisa tanya gk,, metode2 apalagi yang di lakukan negara seperti malaysia, singapur, thailand untuk menangghulangi sampah??
BalasHapus